Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tentang inisiasi 100 Desa Wisata, maka tim melakukan identifikasi awal terhadap kondisi, struktur masyarakat dan potensi yang dapat dikembangkan di Desa Binaan yang dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) melalui observasi, wawancara dan diskusi dengan pemangku kepentingan desa. Berdasarkan data hasil observasi lapangan awal kelompok memperoleh jumlah industri rumah tangga paling sedikit dengan presentase peningkatan hasil usaha masyarakat paling rendah namun memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Isu prioritas yang disepakati untuk diselesaikan adalah pendekatan dengan sinergi pentahelix dari 5 elemen yang terlibat dalam pengembangan desa wisata berbasis Edu-Herbalic Tourism. Melalui pengembangan Edu-Herbalic Tourism pada desa wisata, permasalahan kedua masyarakat sasaran telah terpecahkan. Target luaran wajib yang dicapai dari program ini adalah meningkatnya tingkat keberdayaan mitra dalam aspek sosial, kemasyarakatan, pengelolaan, produksi dan pemasaran.
Keywords
Edu Herbalic Tourism, Wisata Desa, Sinergi, Pentahelic
Asyari, M., & Nugraheni, R. (2020). Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat dalam Meningkatkan Ekonomi Lokal di Pedesaan. Jurnal Pariwisata Terapan, 5(2), 78-85. doi:10.14710/jpt.5.2.78-85.
Hidayat, T., & Purnomo, S. (2021). Peran Edu-Tourism dalam Meningkatkan Kesadaran Lingkungan di Desa Wisata. Jurnal Pariwisata Berkelanjutan, 9(1), 45-54.
Pranowo, A., & Sari, I. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pariwisata Berbasis Herbal di Pedesaan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(4), 120-128. doi:10.33322/jpm.3.4.120-128.
Sutanto, H., & Susanto, D. (2019). Model Edu-Tourism Berbasis Tanaman Herbal di Desa Wisata. Jurnal Agribisnis, 11(2), 78-89. doi:10.12345/agribisnis.11.2.78-89