Mengenal Istilah Bahasa Unik pada Makanan Khas Jawa Timur, sebagai Cermin Kearifan Lokal: Kajian Sosiolinguistik

Uut Istianah, Iliya Ulva, Rani Jayanti, Jasmine Noer Aini

Abstract


abstrak—Bahasa itu unik artinya, setiap bahasa memiliki sistem yang khas serta spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu yang mencakup sejumlah pengetahuan kebudayaan yang berkenaan dengan model-model pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif serta menggunakan metode studi literatur. Terdapat teknik pengolahan data antara lain: 1) Mengumpulkan data dari buku, internet, dan jurnal 2) Mengidentifikasi istilah-istilah dari bahasa unik 3) Mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil pengumpulan data dari penelitian. Dalam konteks makanan khas Jawa Timur, telah ditemukan 25 istilah bahasa unik yang digunakan untuk menggambarkan makanan khas seperti Kerupuk Memble, Bubur Sruntul, dsb. Salah satu contoh analisis dan interpretasi istilah-istilah bahasa unik makanan khas Jawa Timur: Bubur Sruntul: Istilah: Sruntul dalam bahasa Jawa berarti hancur atau berantakan. Interpretasi: Bubur ini memiliki tekstur yang kasar dan mudah hancur. Hal ini menunjukkan ciri khas makanan Jawa Timur yang umumnya memiliki tekstur yang tidak terlalu halus. Dengan demikian, istilah bahasa makanan unik dalam kearifan lokal memiliki relevansi yang kuat dengan bidang sosiolinguistik, karena keduanya saling terkait dalam memahami bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan pengetahuan, pemikiran, dan warisan budaya terkait makanan tradisional dalam masyarakat.

Kata kunci—Bahasa Unik, Makanan, Kearifan Lokal, Istilah, Sosiolinguistik

 

 

Abstract—Language is unique, meaning that each language has a unique and specific system that other languages do not have. Local wisdom can be defined as cultural knowledge possessed by a particular community which includes a number of cultural knowledge relating to models of management and sustainable use of natural resources. This type of research uses qualitative descriptive research and uses literature study methods. There are data processing techniques, including: 1) Collecting data from books, the internet and journals 2) Identifying terms from unique languages 3) Describing and concluding the results of data collection from research. In the context of typical East Javanese food, 25 unique language terms have been found that are used to describe typical foods such as Memble Crackers, Sruntul Porridge, etc. One example of the analysis and interpretation of unique language terms for typical East Javanese food: Sruntul porridge: The term: Sruntul in Javanese means destroyed or messy. Interpretation: This porridge has a rough texture and crumbles easily. This shows the characteristics of East Javanese food which generally has a texture that is not too smooth. Thus, the term unique food language in local wisdom has a strong relevance to the field of sociolinguistics, because the two are interrelated in understanding how language is used to convey knowledge, thoughts and cultural heritage related to traditional food in society.

Keywords— Unique Language, Food, Local Wisdom, Terms, Sociolinguistics


Full Text:

PDF

References


Abdussamad, H. Z., & Sik, M. S. (2021). Metode penelitian kualitatif. Makassar: CV. Syakir Media Press.

Arafah, N. 2002. Pengetahuan lokal suku Moronene dalam sistem pertanian di Sulawesi Tenggara. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Danandjaja, J. (2014). Metode penelitian kepustakaan. Antropologi Indonesia.

Efendi, M. S. (2012). Linguistik sebagai ilmu bahasa. Jurnal Perspektif Pendidikan, 5(1), 97-101. https://www.ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP/article/view/353.

Mitchell, B., Setiawan, B., & Rahmi, D. H. (2000). Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mustafid, M. (2009). Kampung Kuta; Dusun adat yang tersisa di Ciamis.

Nawiyanto, Subarianto, A., Badriyanto, B.S., & Krisnadi, IG. (2011). Pangan, makan, dan ketahanan pangan: Konsepsi etnis Jawa dan Madura. Yogyakarta: Galangpress dan Pusat Penelitian Budaya dan Pariwisata Universitas Jember.

Roosinda, F. W., Lestari, N. S., Utama, A. G. S., Anisah, H. U., Siahaan, A. L. S., Islamiati, S. H. D., ... & Fasa, M. I. (2021). Metode penelitian kualitatif. Yogyakarta: Zahir Publishing.

Sari, M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian kepustakaan (library research) dalam penelitian pendidikan IPA. Natural Science, 6(1), 41-53. https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555.

Sartini, S. (2004). Menggali kearifan lokal Nusantara: Sebuah kajian filsafati. Jurnal filsafat, 14(2), 111-120. https://doi.org/10.22146/jf.33910.

Susilo, F. (2015). Fragmentasi Manusia Dalam Kultur Makan Masa Kini. Melintas, 31(2), 201-219. https://doi.org/10.26593/mel.v31i2.1625.201-219.

Taufik, N. (2006). Apa itu sosiolinguistik?. Ekspresi: Media Komunikasi dan Informasi, 4(7), 26-32.

Tour, I. V. (2020). Jawa Timur: Wikipedia. Diambil kembali dari indonesiavirtualtour.com: https://indonesiavirtualtour.com/explore/jawa-timur.

Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian gabungan/A. Muri Yusuf.




DOI: http://dx.doi.org/10.30734/jr.v3i1.4291

Refbacks

  • There are currently no refbacks.