Analisis Wacana Kritis dalam Film Ke Jogja Produksi Paniradya Kaistimewan

Sulaiman Sulaiman, Moch. Fairus Abadi, Devi Noviana Dewi, Rani Jayanti

Abstract


abstrak— Film menjadi sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan terhadap orang lain. Film lebih mudah diterima karena bersifat audio visual yang dapat dilihat dan didengarkan. Dalam sebuah film terdapat pesan moral yang dapat diambil. Film yang berkaitan dengan kebudayaan menjadi sarana yang efektif untuk menguatkan kembali kebudayaan yang dimiliki bangsa. Film berjudul “Ke Jogja” menceritakan tentang kebudayaan Jawa khususnya Jogjakarta di wilayah pedesaan. Di wilayah Jigjakarta masyarakat masih kental dengan adat istiadat dan sikap saling menghargai satu sama lain. Pada penelitian ini faktor budaya menjadi aspek yang sangat penting untuk diteliti. Penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam peneltian ini menggunakan data primer yang berupa hasil transkripsi dari film berjudul “Ke Jogja”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis wacana Teun A. Van Dijk yang dilakukan dengan menganalisis budaya Jawa berdasarkan tiga dimensi yakni teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada film “Ke Jogja” terdapat terdapat beberapa konflik social yang diakibatkan oleh salah penafsiran terhadap kosakata Bahasa Jawa serta berbagai bentuk kebiasaan masyarakat yang mencerminkan kebudayaan jawa.

Kata kunci— Budaya Jawa, kognisi Sosial, konteks Sosial. 

 

Abstract— Films are an effective means of conveying messages to other people. Films are easier to accept because they are audio visual which can be seen and listened to. In a film there is a moral message that can be taken away. Films related to culture are an effective means of reinforcing the nation's culture. The film entitled "Ke Jogja" tells about Javanese culture, especially Jogjakarta in rural areas. In the Jigjakarta area, people still have strong customs and attitudes of mutual respect for each other. In this research, cultural factors are a very important aspect to research. This research uses a qualitative descriptive approach. The data in this research uses primary data in the form of transcriptions from the film entitled "Ke Jogja". The data analysis technique used in this research uses Teun A. Van Dijk's discourse analysis model which is carried out by analyzing Javanese culture based on three dimensions, namely text, social cognition and social context. The results of the research show that in the film "Ke Jogja" there are several social conflicts caused by misinterpretation of Javanese vocabulary and various forms of social habits that reflect Javanese culture.

Keywords— Javanese Culture, Social Cognition, Social Context.


Full Text:

PDF

References


Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Cipta Aditya Bakti.

Eritanto. 2018. Analisis wacana: Pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi realitas politik dalam media massa: Sebuah Studi Critika Desource Analysis Terdahap berita-berita Politik. Jakarta: Granit.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik praktis riset komunikasi: Disertai contoh praktis riset media, public relation, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moeloeng. L.J. 2011. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Wellek, R. & Austin, W. 1990. Teori kesusastraan (edisi terjemahan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.




DOI: http://dx.doi.org/10.30734/jr.v2i2.3994

Refbacks

  • There are currently no refbacks.